Diary Sang Anak Perempuan (Untuk Ayah)

Diary Sang Anak Perempuan (Untuk Ayah)

Rabu, 24 Mei 2023 12:11 WIB
748 | -

Diary Sang Anak Perempuan (Untuk Ayah)

(Karya: Clementia Lende 11 Bahasa)

Bab I

Beberapa Hal
            Zefanya . Gadis remaja berusia 14 tahun menjalani hari-harinya seperti gadis remaja pada umumnya. Zefanya mempunyai keluarga yang lengkap Mama, Bapa, Adik, dan Kakak yang selalu menemani setiap harinya membuat hidupnya berwarna. Rasa syukur dan bangga akan kehidupan yang normal dan keluarga yang utuh adalah suatu harta berharga bagi hidup gadis remaja ini.
            Zefanya mempunyai seorang Bapa yang rajin bekerja, penyayang, dan memiliki keahlian dibidang matematika, selalu memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari dan ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Zefanya.
            Zefanya mempunyai Ibu yang bisa memasak berbagai jenis makanan dengan cita rasa khas yang membuat masakan Ibunya berbeda dengan masakan orang lain.
            Ia mempunyai seorang Kakak yang begitu menyayanginya bahkan bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan sekolahnya.
            Ia mempunyai seorang Adik yang lucu dan merupakan teman berkelahi di rumahnya.
            Hari-harinya indah dan penuh dengan keceriaan yang hanya diperlihatkan dalam keluarganya. Keceriaan, kesenangan, kebanggan yang selalu ia tunjukan pada keluarga membuat ia begitu di sayangi.
            Berhitung membuatnya begitu suka akan pelajaran matematika. Baginya matematika adalah pelajaran yang begitu menyenangkan. Mempelajari rumus, angka-angka yang membuat orang lain sakit kepala tetapi, baginya hal itu merupakan hal yang mudah dan gampang.
            Zefanya bersekolah di SMA Swasta yang merupakan salah satu sekolah favorit di Kotanya. Karena kepintarannya di bidang akademik membuatnya diusia yang baru menginjak 14 tahun sudah menduduki bangku SMA. Kesukaannya dalam belajar dan kepintarannya dalam beberapa pelajaran membuatnya mendapatkan sebuah penghargaan yaitu beasiswa prestasi yang diberikan oleh sekolah setiap semesternya.
            Ia juga memiliki teman yang selalu menemaninya diantaranya yaitu ; Klarita, Cindy, dan Celine. Bukan hanya sekedar teman melainkan adalah sahabat. Clarita memiliki sifat lembut, selalu memperhatikan penampilannya, dan merupakan yang paling kakak dari persahabatan kami yaitu berusia 16 tahun. Cindy memiliki sifat yang lebih lembut dari klarita, pendiam, pintar dalam berbahasa dan merupakan salah satu siswa teladan disekolah, dan ia juga mendapatkan beasiswa prestasi dari sekolah. Ia berusia 15 tahun. Celine adalah gadis tomboy, pintar, jago olah raga, dan merupakan anak berprestasi. Ia berusia 15 tahun. Dan aku merupakan paling bungsu diantara persahabatan kami berempat, membuat aku paling dijaga dan membuat aku memiliki kakak lebih dari satu.
            Masa remaja adalah masa dimana kita dituntut untuk bisa mempersiapkan diri menuju kedewasaan, walaupun sikap dewasa tidak diukur dari berapa usia kita. Masa remaja dimana kita akan melewati beberapa hal yang tidak pernah kita bayangkan akan terjadi.
            Sahabat, teman, kerabat, keluarga, memiliki posisi, tugas, dan arti masing-masing. Kita pasti akan merasa bahagia ketika memiliki seorang bapak yang bertanggung jawab dalam keluarga, bahagia ketika memiliki ibu yang sangat pengertian, bahagia ketika memiliki kakak yang selalu menemani dan bahagia ketika memiliki adik yang harus dijaga dan dilindungi, serta dengan memiliki sahabat yang selalu ada saat suka maupun duka, selalu ada saat kita membutuhkan, menemani, menghibur, tertawa, dan selalu menegur di saat kita salah.
            Hidup bukan hanya memikirkan diri sendiri. Hidup bukan untuk sendirian tapi hidup untuk saling berdampingan, saling menggenggam dan saling menyayangi. Bukan hanya sekedar memiliki pasangan maka hidup kita akan lengkap, tapi kita harus memiliki semuanya yaitu keluarga, teman, dan sahabat, maka hidup akan terasa lengkap.
            Sebuah kisah yang penuh makna dan indah adalah anugerah yang harus dinikmati. Memiliki keluarga yang hangat, harmonis, humoris, dan saling menyayangi adalah dambaan semua orang terlebih diriku.
Bab II Memulai Hari
            Gadis remaja yang masih terlelap tidur di tempat tidurnya, siapa lagi kalau bukan Zefanya, gadis remaja yang bernama lengkap Zefanya Graziela. Perlahan-lahan matanya mulai terbuka. Jam telah menunjukkan pukul 5 pagi, ia segera bangun dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi dan setelah selesai mandi iapun berganti pakaian untuk ke sekolah.
            Karena ini hari pertama MOS, untuk sekolahnya maka ia mempersiapkan diri. Selesai bersiap-siap Zefanya keluar kamar menuju keluarganya yang telah menunggunya dimeja makan untuk sarapan pagi.
“ Pagi semua…….” (Kata Zefanya)
“Pagi..….” (Kata ibu, bapak, kak Vana dan adik Aliski)
Zefanya pun sarapan pagi bersama keluarganya. Setalah sarapan Zefanya pamit untuk kesekolah.
“Zefanya berngkat ke sekolah dulu” (kata Zefanya).
“Hati-hati di jalan nak…” (kata ibu dan bapak).
Zefanyapun pamit kesekolah. Ia menunggu ojek online yang sudah ia pesan. Setelah ojek online yang dipesannya sampai, iapun bergegas kesekolah, karena ia takut terlambat. Sesampainya di sekolah, ia masuk dan mencari tempat pelaksanaan MOS.
“Huf…..Setelah perjalanan panjang akhirnya aku sampai juga disekolah ini” (Guman Zefanya).
“Ayo cepat Celine kita harus cepat ini hari pertama kita MOS” (Kata seorang gadis remaja yang ada di samping Zefanya).
“Iyaaa… Iyaaa…. Cerewet sekali eee” (Kata celine).
Zefanyaun hanya terdiam sambil mengamati Celine dan seorang lainnya yang beradu mulut di sampingnya. Ia mengamatinya hanya tersenyum.
“Eehh kamu anak MOS juga??” (Tanya gadis disamping Zefanya dengan ekspresi culas).
“Iiiiiii……” Perkataan Zefanya terputus oleh gadis disamping tersebut.
“Yaa iyalah dia murid baru…. Kamu tidak lihat dia pakai name tag?” (kata gadis tersebut sambil menunjuk Zefanya
“Iyaa….. Saya lihat Celine kalau dia pakai name tag. Saya cuma tanya saja” (Kata gadis disamping Zefanya lagi).
“Saya yang bego atau ko yang bego Clarita” (kata Celine)
“Iya gadis tomboy pintarnya tidak ada lawan, sekarang kamu diam!!! Saya mau kenalan dengan ini perempuan” (kata Clarita pada celine)
“HHmmm….” (Guman Celine)
“Oh iya sampai lupa. Hai saya Clarita, di samping saya Celine. Nama kamu siapa?” (Tanya Clarita pada Zefanya)
“ Oh hayyy nama saya Zefanya” (jawab Zefanya)
“Saya Celine” (Kata Celine)
“Oh hay Celine. Saya Zefanya, salam kenal” (Kata Zefanya)
“Oh iya kan kita sama-sama ikut MOS, bagaimana kalau kita sama-sama mencari ruangan MOS? (Kata Clarita)
“ Ya sudah ayo kita jalan sekarang!!!” (Kata Zefanya dan Celine)
Sampainya diruangan MOS mereka bertiga mencari tempat duduk. Tepat di ujung belakang ada empat tempat duduk yang kosong, akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk duduk ditempat itu. Clarita duduk dengan Celine dan Zefanya duduk sendiri, disampingnya tempat duduk kosong. Karena menunggu jam untuk mengikuti MOS akhirnya mereka bertiga saling menukar cerita dan bercerita. Ditengah pembicaraan mereka tiba-tiba datang seorang menyelah pembicaraan mereka.
“Permisi, apa tempat duduk ini kosong?” (Tanya gadis putih berambut panjang yang berdiri di depan mereka)
“Oh iya tempat ini kosong” (kata Zefanya sambil senyum)
“Kalau begitu boleh saya bergabung dan duduk disini?” (Tanya gadis itu lagi)
“Oh iya silahkan” (Kata Zefanya)
“Terima kasih….Perkenalkan saya Cindy” (kata Cindy)
“Saya zefanya”( kata zefanya)
“Saya Clarita” ( kata Clarita)
“ Saya Celine” ( kata Celine)
“Sudah sudah sesi kenalannya sudah selesai. Sekarang kita fokus untuk MOS, karena sebentar lagi panitia MOS akan datang “ (Kata Clarita)
Acara MOS pun dimulai dari pengenalan akan panitia MOS, OSIS, kegiatan MOS, pengenalan akan sekolah, dll. MOS  dilakukan selama satu minggu, hari pertama MOS selesai.
“Yuk pulang” kata Clarita pada Celine. Clarita dan Celine saudara sepupu,jadi kesekolah maupun pulang sekolah mereka selalu sama-sama.
 “Ayo.... “ (kata Celine)
“Kita berdua deluan ya Cindy, Zefanya” (Kata Celine)
“Oh iya Hati-hati di jalan”  (Kata Zefanya dan Cindy)
            Berteman dengan karakter yang berbeda-beda membuat meraka saling memahami dan mengerti. Berempat membuat sebuah nama untuk persahabatan mereka yaitu “TTF” kepanjangan dari “The True Friends”.
Hari demi hari disekolah dilalui berempat. Bahkan mereka ditempatkan dikelas yang sama yaitu kelas x bahasa. Pelajaranpun dimulai. 2 jam belajarsejarah membuat beberapa murid mengantuk. Ada yang sudah tidur dengan buku cetak sebagai penghalang agar guru tidak melihatnya. Ada beberapa murid yang ijin pergi ke toilet hanya ingin melewatkan pelajaran tersebut.
            “Kringgg....Kringg....Kringgg....”
Bunyi lonceng tanda jam istirahat berbunyi. Kami berempat pun langsung bergegas dan pergi kekantin.
“Kalian mau makan apa biar saya yang pesan.” (Kata Cindy)
“Saya mie goreng sama teh manis” (kata Clarita)
“Saya mie bakso sama es jeruk” (Kata Celine)
“Saya nasi goreng sama air mineral” (Kata Zefanya)
Makanan kami pun datang. Dan kami menikmatinya sambil sesekali bercanda dimeja kantin.
 
 
 
 
Bab III Mulai Kehilangan
            Hari-hari Zefanya dipenuhi dengan keceriaan. Gadis dengan banyak talenta yang dimilikinya hingga mempunyai keluarga yang sempurna dan sahabat-sahabat yang begitu menyayanginya. Gadis yang kesehariannya dikelilingi oleh orang yang disayanginya. Jika di rumah ada keluarganya, maka di luar rumah ada sahabat-sahabatnya. Begitu juga hari ini, ia bersiap-siap kesekolah.
Masih terlalu pagi untuk Zefanya tiba disekolah, hingga memutuskan untuk kekantin sekedar untuk menunggu waktu. Sedang asik-asiknyadalam kesendirian tiba-tiba ia dikagetkan dengan Teriakan-teriakan yang begitu riuh ditelinganya, siapa lagi kalau bukan sahabatnya Clarita, Celine, dan Cindy.
“Woyy jangan mengelamun dikantin.. Kita cari bdikelas tidak ada ternyata kamu nongkrong dikantin” (Kata Celine)
“Saya datang terlalu pagi di sekolah makanya saya ke kantin”.(kata zefanya).
Merasa ada yang tidak beres dengan Zefanya,mereka pun saling lirik sambil  menghela nafas dan bertanya pada Zefanya..
“Zefanya, Kamu ada masalah ??” ( Kata Clarita)
“ Saya tidak apa-apa Cla” (jawab Zefanya)
Teman-temannya karena tidak yakin terus mendesak Zefanya sampai Zefanya pun menceritakan semua masalahnya. Dan Zefanyapun dengan air mata mulai menceritakan kegelisahan  yang selalu mengikutinya.
“ Guysss..... Saya tidak tau, kenapa akhir-akhir ini saya merasa gelisah, bukan hanya sekedar gelisah sesaat tetapi saya benar-benar gelisah. Entah apa yang akan terjadi saya tidak tau. Tapi saya merasa sesuatu yang buruk terus mengikuti saya. Saya merasa akan kehilangan yang sangat besar namun saya tidak tau apa itu. Setiap kali saya melihat keluarga saya. Setiap kali saya melihat bapa saya, saya merasa akan kehilangan dia. Seakan-akan bapa saya akan pergi jauh sekali. Setiap kali saya melihat bapa saya bercanda dengan kakak dan adik saya, saya merasa akan kehilangan moment itu selamanya, saya merasa bahwa kebahagiaan ini hanya sementara. Begitu juga ketika saya melihat kalian, saya merasa kalian akan meninggalkan saya sendiri dan itu sakit sekali. Kalian adalah kakak saya, kebahagiaan saya, saya takut kehilangan kalian semua. Entah kapan saya merasa bahwa kalian satu-persatu akan meninggalkanku. Hiks... Hiks...Hiks.....” (Cerita Zefanya sambil menangis)
            Ketiga sahabat Zefanya begitu terkejut mendengar cerita Zefanya.. Menghela nafas sambil berkata” Aduh... Aduhh Zef...jangan menangis lagi.. itu semua tidak akan terjadi. Kita tidak akan meninggalkan kamu sendirian, kita ini sahabat, kita akan selalu bersama. Dan tentang kegelisahan kamu selama ini, itu hanya karena kamu terlalu sayang sama kita semua, termasuk keluarga kamu, kamu hanya kelelahan sehingga berfikir yang tidak-tidak, dan muncul kegelisahan seperti yang kamu bilang. Sudah sekarang jangan menangis lagi... Kita sudah janji bersama-sama terus apapun yang terjadi. Please Zef, kamu tidak boleh menangis lagi..... kita semua sayang sekali sama adik kecil kami ini..” (kata Clarita sambil memeluk Zefanya.
“Hahahahaha..... Zefanya, Zefanya.... kamu terlalu banyak nonton drakor sampai-sampai ngehalu kayak begini.... kegelisahan macam apa itu, ada-adas aja kamu ini”  (Kata Celine berusaha mencairkan suasana).
“ Memang adik kecil kita ini, harus didisiplinkan agar tidak terus larut dalam drakor....drakor.. segala. Sampai-sampai ia menghayati film itu dibawah kenyataan....” (Tawa Cindy berusaha agar Zefanya tidak menangis lagi)
Setelah bercerita mereka bercanda dan tertawa lagi namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ketiga sahabatnya merasa gelisah juga setelah mendengar cerita Zefanya. Namun, karena tidak ingin melihat Zefanya khawatir mereka terus membuat lelucon tertawa sementara pikiran mereka masing-masing dalam kegelisahan.
            Setelah bercerita akhirnya mereka memutuskan untuk kembali kekelas. Bercanda ria terkadang bernyanyi sambil menuju kelas mereka membuat siswa lain menatap mereka dengan senyuman bangga akan persahabatan mereka.
“Habis ini kita pelajaran olahraga ya?” (Tanya Zefanya)
“iya Zefanya... dan kalau tidak salah kita akan bermain bola Voli” (jawab Cindy)
Celine yang melihat raut wajah Zefanya setelah mendengar jika ini akan poelajaran olahraga mengerti bahwa sahabatnya yang satu ini paling lemah jika berurusan dengan bola.
“Sudah Zef... kamu tenang saja, kita akan selalu ada dan tidak akan pernah terjadi sesuatu padamu, kita akan jadi satu kelompok, dan saya pastikan nilai kita tidak akan buruk”(kata Celine yakin)
“Ia Zef kamu tenang saja, memangnya kamu lupa sahabat kamu yang ini jago dalam urusan olah raga” (Ucap Clarita sambil menunjuk celine)
“Heheheh... iaia Saya lupa”(Kata Zefanya)
Sahabat adalah saudara yang akan berperan sebagai kakak, adik, bahkan orang tua kita. Sahabat akan mengerti dari hal kecil bahkan hal besar, sahabat akan selalu ada setiap kita membutuhkannya. Sahabat akan selalu melindungi kita dengan caranya sendiri. Sahabat adalah orang penting dalam hidup kita.
 
BAB IV Satu Persatu
      Setiap hari, waktu, jam, menit, detik, tidak pernah Zefanya lupa akan rasa syukurnya. Namun tidak pernah ia sadari satu persatu kebahagiannya hilang dan lenyap menyisahkan suatu kepedihan yang mendalam.
            Tak lupa sore itu ketika Zefanya pulang dari belajar kelompoknya tak sengaja ia mendengar pembicaraan orang tuanya.
“Ma, bapa harus cari pekerjaan lain, karena bapa berjualan dipasar sudah akan selesai masa kontraknya. Dan kalau kita melanjutkan sewa kontrak tempat itu uang simpanan kita sudah tidak cukup lagi, belum lagi uang sekolah Jerico, kalau Zefanya bapa tidak khawatir akan biaya sekolahnya, karena ia mendapatkan beasiswa prestasi setiap semester. Vana sudah kerja, sudah mandiri, tapi walaupun begitubapak harus memenuhi setiap kebutuhan mereka setiap hari. Bapa harus mencari pekerjaan lainnya, Ma. Tidak mungkin kita hanya bisa berharap pada uang simpanan kita yang mungkin hanya bisa digunakan dalambeberapa bulan saja,Ma”. (Kata bapa kepada ibu).
            “Tapi bapa, bapa harus mencari kerja apa? Bapa tidak boleh terlalu cape, tidak boleh angkat yang berat-berat, ingat kesehatan bapak.” (Kata ibu)
“ Tapi Ma, jika bapa tidak kerja siapa yang bisa memenuhi kebutuhan setiap hari kita untuk bulan-bulan berikutnya?” (Tanya Bapa)
Ketika mama akan menjawab, tiba-tiba suara kak Vana ikut menyambung pembicaraan mereka.
“Ada vana pak, bapa lupa jika Vana sudah kerja? Bahkan gaji vana sanggup untuk membayar uang sekolah Adik-adik dan biaya kebutuhan kita sehari-hari. Bapa tenang saja, selagi vana masih bisa bekerja, Vana tidak akan biarkan bapa bekerja berat dan menyebabkan kesehatan bapak terganggu. Vana tidak mau terjadi apa kepada bapa.” (ungkap Vana)
 “Tapi Vana.... bapa....”(Belum selesai bapak berkata kak vana langsung memotong ucapan bapak)
“Tidak ada tapi-tapian. Pokoknya Vana yang kerja cari uang untuk kebutuhan kita. Bagaimana kalau uang simpanan ibu dan bapak untuk modal usaha warung saja di rumah. Supaya mama, dan bapa bisa kerja di warung kita dan ada adik-adik juga bisa membantu mama dan bapak jaga warung. Dan aku akan terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan kita.” (Ucap kak Vana)
“Iya pa... aku juga akan membantu mama dan bapak untuk menjaga warung (Ucapku menyambung pembicaraan mereka)
Malampun tiba, seperti malam sebelumnya, makan malam kami dalam diam hanya terdengar suara sendok yang bergambarkan dengan piring. Keesokan harinya Zefanya berkupul bersama teman-temannya dikantin.
“Guys, aku mau cerita “ (kata Zefanya)
“ Apa ??” (Ucap ketiga temannya )
“Tempat usaha bapakku sudah habis masa kontraknya. Dan orang tuaku memutuskan untuk buka warung kecil dirumah. Jadi saya akan banyak waktu di rumah, tidak bisa sama-sama lagi kayak dulu, soalnya saya harus bantu-bantu diwarung”(kata Zefanya).
“ Tidak apa-apa Zef. Kita bisa nongkrong dirumah kamu aja supaya rame kan?“Kata Cindy dan diiakan oleh teman-temannya.
Bel masuk pun berbunyi mereka kembali kekelas dan melanjutkan belajar. Bel pulang sekolah pun berbunyi dan Zefanya serta ketiga temanya bersiap untuk pulang.
            Seminggu kemudian keluarga Zefanya mulai membuat warung kecil dirumahnya. Beruntung Zefanya pandai membagi waktunya untuk belajar, jaga warung, dan jalan-jalan bersama sahabatnya. Kebahagiaan yang awalnya begitu indah bagi Zefanya kini tiba-tiba hilang lenyap begitu saja, hanya hitung jam dimana setahun sudah usaha yang mereka tekuni membuahkan hasil bahkan bukan saja membuka warung tapi mereka sudah membuka toko.
Namun tidak disangkah hari itu adalah hari terkelam dalam hidup Zefanya, ketika ia sampai dirumah, keadaan rumahnya sepi
“Kok sepi sekali?, orang rumah kemana?” (tanya Zefanya)
“Oh iya jam begini kak Vana masih dikantor, sedangkan Mama pasti jemput adik disekolah. “Ucap Zefanya lagi”
“Oh iya bapa kemana ya?”
Bibi sama mang ucup kemana kok warung sama toko tidak ada yang jaga yah? Mereka dimana?”Tanya Zefanya pada dirinya sendiri karena masih bingung.
            Zefanya akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam rumah. Saat masuk kedalam rumah Zefanya mulai gelisah. Ketika masuk Zefanya memanggil-manggil nama bibi namun tak ada yang menyahut...
            Ketika sampai diruangan tengah hati Zefanya mulai campur aduk ketika melihat ada sepasang kaki tergeletak disamping sofa ruang tamunya. Zefanya terus berjalan untuk melihat kaki siapa itu. Tapi ketika ia sampai dan melihatnya,      alangkah terkejutnya Zefanya ketika melihat orang yang tergeletak dilantai adalah sosok bapanya. Zefanya terkejut langsung memapah ayahnya dipangkuannya sambil terus memanggil bapanya dan air matanya takberhenti hentinya keluar dari matanya. Selang ini terdengar suara bibi dari arah belakang rumah..
“Nona Zefanya...  Bapa kenapa ? tanya bibi terkejut karena melihat majikannya tergeletak di lantai. Begitupun bang ucup yang tak kalah terkejut.
“ Bi, Mang ucup, tolong Zefanya bawa bapa kerumah sakit. Zefanya takut terjadi apa-apa sama bapa”, kata Zefanya
“Ayo non kita pergi kerumah sakit sekarang” kata bibi dan mang ucup
            Tak selang beberapa jamibu dan kakanya tiba dirumah sakit “apa yang terjadi sama bapa Zef?”tanya mama dan kak Vana
“Zefanya juga tidak tau Ma, Kak” Ketika Zefanya sampai rumah Zefanya lihat bapak sudah tergeletak di lantai. Zefanya takut bapak kenapa-kenapa ma, kak.” Jawab Zefanya menangis sambil memeluk mamanya.
“Tidak Zefanya, kakak yakin bapak tidak akan kenapa-kenapa ? bapa orangnya kuat.”
“iya benar sekali apa yang dikatakan kakakmu itu. Sekarang Zefanya tidakusah menangis lagi, lebih baik kita berdoa agar bapak cepat sembuh. Kata mama
Tidak berapa kemudian seorang dokter keluar dari ruangan yang menangani bapanya.
“Dok bagaimana keadaan suami saya?” tanya mama
“Untung kalian membawa pasien tepat waktu, kalau tidak pasien akan kehilangan nyawanya. Pasien terlalu memaksakan diri sehingga kelelaha,membuat kinerja jantung dan ginjalnya terganggu. Untuk saat ini pasien tidak apa-apa namun, saat ini pasien dalam keadaan kritis akibat kelelahan yang membuat ginjal pasien tambah parah. Kemungkinan untuk sembuh sulut, melihat ginjal beliau yang rusak parah. Jalan satu-satunya yaitu kita harus menemukan pendonor ginjal untuk beliau”. Kata dokter.
Akhirnya aku dan kak Vana bersedia untuk memeriksa ginjal mana yang cocok untuk didonorkan.
 
Bab IV Pesan Ayah
            Sambil menunggu hasilnya untuk keluar kak vana pamitingin pergi kekantin untuk membeli makanan mengingat hari sudah malam dan kami berenam belum makan apapun.
“ Ma, vana beli makan dulu dikantin yah”( kata kak vana)
“ Iya vana,cepat kembali yah” jawab mama
Setelah beberapa menit kak Vana datang dan membawa makan.Mereka pun makan bersama.
            Sudah 3 hari bapak di rawat di rumah sakit dan hasil pemeriksaan donor ginjal keluar. Dan hasilnya aku yang cocok untuk mendonorkan ginjalku karena keadaanku yang sehat.Hari dan jam untuk melakukan operasi sudah ditentukan yaitu dua hari lagi dan aku di wajibkan untuk mengatur pola hidup sehat agar ginjalku tetap sehat untuk di donorkan .Saat tinggal satu hari lagi untuk  melakukan operasi bapak ahkirnya siuman... puji syukur  tidak henti-hentinya kami ucapkan.
Bapak menatap kami satu per satu dan ahkirnya memanggil kami satu per satu.
            “Ma ...” panggil bapak
            “Ya...  pak.. “ Jawab Mama
            “ Maafin bapak yah..Mama harus sehat- sehat terus untuk merawat anak –anak kita ma, maafin bapak yang tidak bisa jadi suami dan bapak yang baik untuk mama dan anak – anak .Bapak minta mama jaga anak-  anak dan usahakan kalian harus saling menjaga dan menyayangi.Bapak titip mereka ma!” ucap bapak
            “Bapak omong apa sih?? Bapak pasti sembuh kok.
            “Vana ...” Panggil bapak
            “Ya..pa..” Jawab kak Vana
            “Kamu harus jagain adik- adik kamu, sayangi mereka, jangan pernah berantem, kalian semua harus saling menyayangi yah. Dan jagain Mama kamu” kata Bapak.
            “ Tanpa Bapak bilang Vana akan lakukain iyu semua, karena itu semua adalah tanggung jawab vana sebagai kakak yang tertua di keluarga ini.Sebaiknya bapak fokus saja   sama kesembuhan bapak.” Kata kak Vana.
            “ Zefanya, anak bapak yang membanggakan,... Jangan menangis lagi..Bapak tidak apa- apa ...Zefanya boleh janji satu hal sama bapak?” Kata Bapak.
            “ Iya pak... apa pak? “ Jawab Zefanya.
            “ Janji  tidak akan menangis lagi ...Janji akan menjadi anak – anak yang sukses nantinya .Bapak mau lihat Zefanya nanti pakai seragam dokter dan tangan cantik ini banyak mengobati pasien- pasiennya nanti.  Kata Bapak.
Walau pun bapak tidak akan pernah bisa melihat mu memakai seragam putih kebanggan dokter itu.” Guman bapak dalam hati.
            “ Iya pak Zefanya janji akan jadi dokter sesuai dengan cita – cita Zefanya.” Katanya.
“ Ya sudah kalian semua harus janji ,setelah ini jangan menagis lagi yah.” Kata bapak. “ Ya sudah Bapak mau  istirahat,soalnya capek” Ucap bapak lagi sambil menutup mata dan senyum.
 Suara monitor berbunyi membuat semua orang yang ada di ruangan berteriak histeris.Membuat aku kaget dan kembali dari lamunanku....
“ Bapak...Bapak... Bapak.. bagun pak.. bangun pak. Bapak sudah janji akan sama terus dengan kita...Bapak bangun..” Teriak mama sambil menangis.
Sama hal nya dengan kak Vana.Sedangkan aku mematung tidak sanggup untuk bersuara melihat orang yang paling ku sayang terbaring kaku di ranjang rumah sakit.Tidak sanggup mengeluarkan suara apapun hanya air mata yang tidak henti hentinya keluar dan hanya tangisan mama dan kak vana yang terdengar.
Hancur.....itulah yang dirasakan oleh Zefanya  sekarang.
Karena sosok yang begitu disayanginya, sosok yang selalu menemaninya belajar, mengajarinya berhitung. Kini terbaring kaku dan tidak berdaya di atas tempat tidur itu.
            Sakit..sakit..yang dirasakan Zefanya ketika sebuah harapan ada untuk kesembuhan orang yang di sayanginya ketika perencanaan sudah diatur dengan sebaik mungkin.Tinghgal sehari lagi agar semuanya kembali normal.Namun, semuanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkanya.Takdir berkata lain, Tuhan lebih dulu memanggil  sang Ayah sebelum hari untuk operasi itu terjadi..
Ahkirnya, Zefanya kini bersuara ia bisa mengungkapkan kesakitannya...
“ kenapa pa? Bapak tinggalin Zefanya.Bapak sudah janji akan melihat Zefanya memakai seragam kedokteran, Tapi kenapa bapak pergi setelah mengucap janji itu?” Ucap Zefanya.
  Tidak henti-hentinya Zefanya memukul tanah pemakaman ayahnya sambil menangis ... entah sudah berapa jam Zefanya melakukan hal itu sampai tidak sadarkan diri nya telah kehabisan tenaga dan ahkirnya pingsan tidak sadarkan diri di kuburan ayahnya.
 
Bab V  Mencoba   
            Rasa duka masih menyelimuti keluarga Zefanya. Semua sahabat,teman- teman,bahkan Kerabatnya tidak hentinya menghibur dan memberi motivasi kepada Zefanya.
            Tidak terasa sudah setahun lepas kepergian Ayahnya ,Zefanya mulai bangkit dari keterpurukan,mencoba untuk iklahs dan mencoba menjalani kehidupan baru tanpa sosok Ayahnya .
Kini Zefanya sudah kelas 3 SMA .Sahabatnya pun selalu ada disisinya.
 “Zefanya, setelah lulus kamu mau kuliah di mana?” Tanya Cindy
 “ Iya Cin, Aku akan kuliah.Seperti amanat almarhum ayahku kalau aku harus sukses.” Kata Zefanya.
 “ Bagaimana kalau kita kuliah sama- sama saja.supaya kita bersama lagi?” Kata Clarita.
 “ Oke .” Jawab Zefanya,Cindy,Celine.
            Kini hari kelulusan telah tiba semua keluarga dari semua siswa datang memeriahkan dari kelulusan anak-anak mereka.
“ Guys... nanti kalian kuliah akan mengambil jurusan apa?” Tanya Cindy pada teman- temannya.
  “ Aku dokter. Seperti pesan dari almarhum Ayahku”. Jawab Zefanya
  “ Aku jurusan Parawisata” Jawab Clarita.
  “ Aku jurusan Hukum” Jawab Celine.
“ Semoga kita semua bisa sukses bersama yah” Kata Cindy
  “ AMIN’’ Jawab semua temanya.
 
Dua tahun sudah menjalani sebagai mahasiswa membuat Zefanya dan teman- temanya sedikit sibuk dan hanya akan berkumpul di rumah diwaktu senggang.
Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan terlewati. Banyak rintangan dantantangan yang dihadapi keempat gadis ini .Namun, semangat mereka untuk meraih kesuksesan,begitu besar tidak membuat mereka menyerah. Dan seperti pepatah mengatakan tidak akan ada hasil yang menghianati usaha,dan benar usaha mereka tidak sia sia.Mereka bisa mengerjakan skripsi mereka dan mereka bisa lulus dengan menjadi mahasiswa terbaik dikampus.
            Banyak ungkapan selamat, kagum dan bangga dari mahasiswa lainya kepada mereka.Begitu pun Orang Tua mereka begitu bangga mempunya anak – anak seperti mereka.
pak,.. lihat anak bapak ini sudah bisa lulus dengan nilai terbaik, Zefanya sudah melakukan pesan bapak untuk bisa lulus dengan menggunakan pakaian putih ini, lihat pak, sekarang Zefanya sudah jadi dokter.Dan sekarang tugas Zefanya tinggal mennjalankan pesan bapak untuk selalu berusaha mengobati orang-orang dengan tangan Zefanya sendiri. Zefanya janji akan berusaha semampu Zefanya pa.  LOVE YOU SO MUCH DAD. I MISS YOU” kata zefanya dalam hati.
            Cindy,Clarita, dan Celine melihat Zefanya ,mereka pun mengerti apa yang saat ini zefanya rasakan.Kemudian mereka mengajak Zefanya untuk ke makam Ayahnya. Sampai disana , semuanya langsung mencurahkan  air mata,dan rasa rindu  di ucapkan Zefanya dan teman – temanya di depan nisan Ayah Zefanya . Dalam hati mereka berjanji akan selalu membuat Zefanya bahagia  apapun caranya.  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
      
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini