My Love With Ketos”
Part 1
Sekolah Baru
Hari senin, dimana hari ini adalah hari pertama Vina Xarina Ratnasari menjadi murid baru di sekolah Flower Hight School. yang dimana sekolah tersebut adalah sekolah paling terkenal dan juga sekolah paling termahal di Kupang. Kini sebut saja Vina, ia sedang berjalan ke arah sekolah dengan menggunakan mobil miliknya. Harapannya untuk dirinya sendiri ketika ia bertemu dengan orangorang baik dan juga tulus berteman dengannya. Sesampainya Vina di sekolah ia langsung masuk ke dalam sekolah dan mobilnya melaju ke arah parkiran sekolah. Vina membuka sealtbetnya, lalu ia turun dari mobil. Vina melihat kearah sisi sekolah “wow besar sekali sekolah ini” ucapnya sambil melihat di sekelilingnya. Tiba-tiba ada yang menghampirinya, dua orang cewe yang tidak asing di sekolah itu. Ya mereka adalah Lestari dan juga Zalika. Cewek yang sangat terkenal di Flower Hight Chool. “kamu anak baru ya? “ tanya Zalika dengan santainya. Vina menganggukan kepalanya, “iya saya anak baru” jawab Vina dengan tersenyum. Lestari dan Zalika melihat satu sama lain, mereka tersenyum dan melihat kearah Vina. “Kenalin saya Zalika” Zalika melontarkan tangannya ke Vina. “saya Vina” Vina pun melontarkan tanganya ke Zalika. “saya Lestari, terserah kamu saja mau panggil saya apa, yang penting senyamannya kamu” begitypun dengan Lestari. “Hmm.. Saya bolah tanya, ruang kepala sekolah ada diaman ya?” Tanya Vina kepada mereka. “ohh kamu mau kesana, ayo kami antar?” Langsung Lestari pun merangkul Vina tanpa rasa canggung. Lestari dan Zelika mengantar Vina ke ruangan kepala sekolah. Mereka pun langsung berjalan menuju ke ruangan kepala sekolah. Mereka pun melewati beberapa kelas. “di sana ada apa ya, kaya ada yang berkumpul? “ tanya Vina. “ohh.. Di sana, itu anggota OSIS biasa kalo pagi-pagi begitu lagi berkumpul, kan sekolah kita akan mengadakan kegiatan.” Zalika menjelaskan kepada Vina. “iya Vina nanti kamu akan terbiasa dengan itu.” Tambah Lestari. Mereka telah sampai di ruangan kepala sekolah. “nah ini ruangan Kepsek, kamu langsung masuk saja, biar kami tunggu di sini. “ ucap Tari. “aduh tidak usah kalian langsung ke kelas saja. Terima kasih ya sudah mengatar saya di ruangan kepala sekolah.” Ucap Vina. “ya santai saja. Kami bisa tunggu kamu di sini.” Ucap Zalika dengan santainya. “ok” senyum Vina. “permisi pak” Vina langsung masuk ke dalam ruangan kepala sekolah. Vina duduk di depan pak Sandi. Pak sandi adalah kepala sekolah Flower Hight School. “saya Vina Xarina Ratna Sari, siswa baru kelas XI bahasa.” Vina memberitahu kepada pak Sandi. “Oh..... Baiklah, kalo begitu kamu langsung ke kelas kamu saja, kelas kamu di gedung pertama dekat lapangan bola voli.” Ucap pak Sandi. “ dan ini Kartu nama kamu dan kunci loker kamu” lanjut pak Sandi. “baik pak, terima kasih pak.” Ucap Vina. “sama-sama, langsung cari kelas kamu ya.” Ucap pak Sandi. “baik pak”. Vina pun langsung beranjak dari tempat duduknya, dan langsung keluar dari ruangan. “bagaimana Vin?” tanya Zalika dengan penasaran. “gedung pertama itu di mana ya? “soalnya saya kelas XI bahasa”. Vina dan Zalika pun kaget ketika mendengarkan bahwa Vina akan sekelas dengan mereka. “kamu serius kelas XI bahasa.” Tari bertanya dengan senangnya. “iya benar saya kelas XI bahasa. Mangnya kenapa” Vina menjawab. “Kita ini sekelas Vina?” Zalika dengan senyum lebarnya. “Fiks... kita akan menjadi besti”. Vina pun tersenyum “hmmmm boleh atau tidak ya? “ ejek Vina. “ok saya mau jadi teman kalian.” ucap Vina. Tari pun merangkul Vina dan Zalika untuk pergi ke kelas. “ayo lebih baik kita langsung ke kelas saja” sahut Tari. Mereka pun langsung bergegas ke kelas mereka yang dekat dengan lapangan bola Voli. Pak Monty adalah guru pembimbing mereka selama mereka di sekolah. Pak Monty di percayakan oleh sekolah menjadi guru pembimbing. “Al bagaimana persiapan untuk bulan depan.” Pak Monty menghampiri Al. Alyan Prayoga Adicipta adalah ketua OSIS, cowok yang menjadi pusat perhatian cewek-cewek karena wajahnya yang tampan. “semuanya sudah berjalan sesuai dengan arahan Pak, hanya tinggal sedikit dan cari sponsor-sponsornya nanti untuk acaranya.” Tapi proposal dan juga data acaranya sudah ada”. tanya pak Monty. “ sudah ada pak, sebentar saya akan kasi di ruangan bapak.” Jawab Al. “Kalo begitu ya sudah saya tunggu di ruangan saya, saya percaya sama kamu.” Senyum pak Monty mempercayai Al. “Baik pak”. Pak Monty langsung pergi ke ruangannya. Kini Al dan juga anggota OSIS lainnya berkumpul untuk mempersiapkan acara ulang tahun sekolah. “saya minta kepada kalian untuk selalu kompak! Tugas yang sudah saya berikan harus dikerjakan, kalo kelian benar-benar anggota OSIS.” Ketus Al kepada Anggota OSIS lainnya. Karin sebagai sekretaris OSIS menghampiri Al, “Al kayanya kita kekurangan orang deh, belum lagi yang konsumsi dan lain-lain, anak- anak OSIS tidak akan cukup” Ucap Karin. Al menoleh ke arah Karin. “Maksud kamu apa? Kita harus cari lagi anggota baru gitu? Rin siapa? Pak Monty saja suda menanyakan di setiap orang, anak-anak tidak ada yang mau?” kesal Al. “ kenapa kita tidak langsung turun tangan, kan kamu bisa masuk ke kelas-kelas dan pilih orangnya. “kamu pikir gampang” ketus Al. Al menoleh kerah anak-anak OSIS. “kita lanjut habis Istirahat di ruangan OSIS.” Al pun langsung pergi meninggalkan teman-temannya. Al sedang berjalan menuju ke kelasnya, dan tiba-tiba “buk....” Vina tidak sengaja menabrak Al dan semua berkas jatuh ke lantai.
Part 2......
Al menoleh ke arah Vina “ kamu punya mata atau tidak! Bisa lihat Orang tidak!” ucap Al dengan sedikit nada tinggi. Vina menekuk alisnya “aduh... Saya minta maaf”. Jawab Vina. “memangnya kamu siapa main tabrak saja.” Jawab Al tidak menerima. “saya tidak sengaja, kalo begitu saya akan bantu pilih berkasnya.” Vina langsung memilih berkas yang telah jatuh. Ketika Vina merapikan berkas dengan cepat Al mengambil ponselnya Vina. “berikan! Kamu tidak sopan sekali, langsung mengambil barang milik orang” “kalo kamu mau Hp kamu cepat minta maaf!” ketus Al. “saya sudah minta maaf.” Jawab Vina. “tadi kamu minta maafnya tidak dengan sopan.” Jawab Al. “Maunya kamu apa? Saya harus berlutut dan memohon kepada kamu?” kesal Vina. “ya kalo kamu mau HP kamu dikembalikan, kamu harus lakukan apa yang saya katakan” sombong Al. Vina rasanya mau meramas-ramas mukanya Al. “ih.. Kamu sombong sekali, saya harap setelah ini saya tidak akan berurusan dengan cowok ini.” Al tersenyum tipis. “aku mau ketemu lagi sama kamu siapa, ogah.” Ucap Al. Vina menahan emosinya. Lebih baik dia minta maaf, dari pada berurusan dengan Al. Al melihat itu tersenyum dengan miring. “saya minta maaf” Vina sekali lagi meminta maaf. Al pun langsung pergi dari hadapan Vina. Sedangkan Vina masih menatap ke arah Al. “emosi saya dengan cowok itu!” ucap Vina sambil duduk di mejanya. Tari dan Zalika menghampiri Vina dan bertanya “kamu kenapa Vin.” Tanya Zalika “saya heran ada ya di sekolah ini cowok seperti itu.” Kesal Vina “siapa sih.” Tanya Tari. “tadi di lapangan tidak tahu siapa, maunya kita harus minta maaf dua kali.” “yang paling ganteng” tanya Zalika. Vina langsung menoleh ke arah Zalika. ”ihhhh.... Ganteng tapi cerewet banget!” ujar kesal Vina. Zalika dan Tari langsung berhadapan dan tersenyum mendengar ucapan Vina. Kenapa kelian tersenyum?” “ohhhh kamu ketemu dengan Al ketua OSIS.” Ucap Zalika memberitahu tentang Al. “ha ketua OSIS, ketua OSIS kok begitu!” tanya Vina. Tari dan Zalika menganggukan kepalanya.” “iya Vin itu ketua OSIS terbaik di angkatan ini. Dia juga bertanggung jawab atas tugas-tugasnya dia.” Ujar Tari. “terserah kalian yang penting dia adalah cowok yang paling sombong yang pernah saya lihat. Saya berharap saya tidak akan bertemu dengannya lagi.” “ha kejadian apa” zalika bertanya dengan penasaran. Kejadian apa Vin kamu ketemu dengan dia.” Begitu pun dengan Tari. Vina menghela napasnya. “ tadi saya bertemu dengannya, tidak sengaja saya menabrak dia, tapi dia malah mengancam dan mengambil HP saya, karna saya tidak minta maaf.” Jawab Vina “awas nanti kamu jatuh cinta lagi dengannya.” Tawa Zalika. “iya Vin jangan benci-benci.” Ucap Tari. “apa sih, mau suka dengan cowok seperti dia.” Ucap Vina “banyak Vina. Semua cewek si sekolah ini banyak yang mengagumi dia. Ucap Zalika “ ya itu mereka buka saya.” “terserah kamu saja, kami hanya kasi tahu saja” Kini Al masuk ke kelasnya dengan muka kesalnya dan langsung duduk di tempat duduknya bersama Marvel dan juga Fajar. “kamu kenapa Al, kelihatannya kamu kurang baik” tanya Marvel. “sumpah Al, walaupun setiap hari muka kamu datar tapi kali ini beda” ucap Fajar. Al masih tidak menjawab teman-temannya dan terdiam dengan tatapan tajamnya mengarah ke depan. “du.. Benar-benar dia tidak mau jawab Vel.” Ujar Fajar. “Weeee... Kacang sekarang sudah mahal guys” begitu pun dengan Marvel “kalian bisa diam tidak” ketus Al. “kalo ditanya jawab Al, cowok cuek satu sekolah, tapi banyak yang suka” ucap Fajar. Kesal Fajar menekan ucap Al. “di sekolah ini ada anak baru? Tiba-tiba Al bertanya. “ha anak baru?” ucap Marvel. “oh iya tadi saya di kasi tahu oleh Tari bahwa ada anak baru di kelasnya. Fajar memberi tahu kedua temannya. Fajar dan juga Tari adalah sepasang kekasih yang sudah cukup lama dari awal kelas XI. “pantasan, kamu kok senang sekali, buat kita penasaran?” kesal Marvel. “cukup malas saya bahasnya, pokoknya cewek baru itu sangat kesal” “ohhh saya paham dia begini Karena cewek baru itu.” Ucap Marvel yang paham omongan Al. “tumben ya Vel tidak biasanya, hahahha” tawa Fajar. Tiba-tiba Karin masuk ke dalam kelasnya Al. Dan menghampiri Al. “Al tadi saya sudah tanya pak Monty soal cari anak-anak anggota baru. Pak Monty bilang bisa, tapi khususnya yang senior saja.” Ucap Karin kepada Al. “wihhh boleh Rin, Langsung saya ajak ayank saya kan” sahut Fajar. “kalo Al bagaiman” tanya Karin. “terserah kamu saja” ketus Al. Karin memegang tangan Al. “kamu kenapa Al? Ada masalah apa”tanya Karin dengan penasaran. Al melepaskan genggaman Karin. “kamu kenapa sok perhatian, kita bukan siapa-siapa lagi” ucap Al dengan tegas. “Al aku masih sayang dengan kamu.... Atau aku” “harus berapa kali saya omong, jangan lagi bahas masalah itu lagi.” Al memotong ucapan Karin dengan cepat. “iya-iya aku minta maaf, aku tahu Al kamu masih belum move on dari aku” ucap Karin dengan percaya dirinya. “terserah kamu” “sudah, lebih baik kamu keluar saja Rin, Al lagi tidak ada mood, nanti kalau dia marah ?” ujar Fajar. “masalah cari orang biar sebentar saja saat istirahat di ruang OSIS” ucap Marvel. “baiklah” Ksrin pun langsung keluar dari kelas Al.
Part 3.......
Lonceng istirahat pun berbunyi semua siswa maupun siswa langsung keluar kelas untuk makan di kantin. Kina Al, Fajar dan juga Marvel berjalan ke arah kantin. “Ayank” Lestari berlari menghampiri Fajar. Kini Vina dan juga Zalika menghampiri mereka. Betapa kagetnya Vina Dan Al bertemu lagi. “kamu” ucap mereka dengan serentak sambil menunjuka satu sama lain. Vina menatap Tari dan juga Zalika dengan tatapan kesalnya. Karena mereka tidak mengatakan bahwa Al adalah teman mereka juga. “kalian berdua memang benar ya, sengaja ajak saya kesini untuk jumpa dengan cowok aneh” kesal Vina. “eh saya juga tidak mau, ternyata kamu juga temannya Tari dan juga Zalika.?” Kesal Al. “begini Vin bukannya saya dengan Zalika sengaja untuk jumpain kamu dengan Al.” Ucap Zalika. “jadi Tari pacaran sama Fajar, yang itu” Zalika Menunjuk ke arah Fajar. Vina tidak menjawab apa-apa, ia hanya terdia dan tidak berkata. “lalu kalian mau teman sama dia? Ketus Vina yang membuat Al tersinggung. Vina menatap Al dengan kesal “he cowok tidak jelas, urasan kamu apa ya? Lagi pula saiapa juga mau teman sama kamu.” Kesal Vina. Al tersenyum miring, “yang mau taman sama kamu siapa, cadi cewe jangan terlalu geer,” ucap Al. “ih” Vina langsung menginjak kaki Al. “Woy cewek aneh!” Al dengan wajahnya yang merasa sakit. “bodo amat” Vina pun langsung pergi meninggalkan teman-temannya. “tunggu kamu ya” teriak Al. “tunggu Vin” Tari dan Zalika mengejar Vina. “Sial banget hari ini saya ketemu lagi cewek itu.” Kesal Al di depan teman-temannya. “sabar ya Al, tapi saya lihat cantik juga itu cewek.” Ujar Marvel dengan senyum lebarnya. “apaan, awas.ya sampai kamu suka sama dia, cukup si Tari saja yang buat saya pusing” “ih. Kamu bawa-bawa cewek saya sih.” Kesal Fajar yang tidak terima. “ya Cewe kamu memang bawel” Ketus Al. Al pun langsung meninggalkan Marvel dan Fajar. Setelah Vina sampai di kantin di susul oleh Lestari dan Zalika. Vina duduk di tempat yang kosong dengan muka kesalnya. “Vin kita minta maaf ya” lirih Zalika meminta maaf kepada Vina. Vina menoleh ke arah Zalika dan Lestari. “ya saya kesal aja ketemu dengan cowok itu lagi membuat tidak mood aja. “ kesal Vina. “Vin kamu belum mengenal Al lebih dekat, dia orangnya tegas dan selalu menela yang menurutnya benar.” Tegas Zalika memberitahukan tentang Al kepada Vina. “ya itu sih menurut kalian,kalo menurut saya tidak. Jika dia baik, pasti ngomongnya tidak kasar.” Ujar vina. “Mungkin dia lagi banyak pikiran kali ya. Apa lagi dia kan ketua OSIS, dan juga dia akan persiapan untuk acara bulan depan dia pasti banyak pikiran vin.” Ucap Tari dengan muka polosnya. “tahu ah... Malas bahas dia” ketus Vina. Lagi-lagi Zalika mempunyai ide gila tanpa sepengetahuan Tari dan Vina. “begini lebih baik kita main Turt or Dare aja. Jadi dari masing-masing kita dapat satu kertas aja.” Ucap Zalika sambil tersenyum. “jangan aneh ya Lik. Ide gilamu itu pasti akan menjebak temanmu sendiri” ujar Tari yang sudah mengetahui otak Zalika. “kali ini tidak. Ini hanya buat seru-seru aja, supaya tidak bete” “terus main bagaiman” tanya Vina. “begini cara mainnya, kertas di robek menjasi 4 bagian, yang Turt2 yang dare2, masing-masing ambil 1, adil kan?” ucap Zalika. “baiklah terserah kamu aja Lik.” Tari dengan pasrahnya. Zalika mengambil pulpen yang ada di saku bajuny. Zalika menulis dengan 2 Turt dan 2 Dare. “kertasnya sudah saya bulatin, kalian ambil satusatu” ucap Zalika meminta Tari dan juga Vina mengambil satu-satu kertas yang sudah di buatnya. Vina dan Lestari mengambil kertas itu lagi pun Zalika. Mereka pun membuka kertas itu, Tari mendapatkan Turt dan zalika mendapatkan dare dan juga Vina Mendapatkan dare. “saya Dare” ucap Vina. Zalika menghela napas, “saya dare juga” ucap Zalika. “yes saya Turt, ini mah gampang” ucap Lestari. “ok siapa dulu yang kasi tahu tantangannya” Tanya Vina. “ok saya dulu, untuk Vina.”ucap Zalika dengan senangnya. “pokoknya saya tidak mau tau kamu harus terima tantangan ini” ucap Zalika lagi. “iya cepat” ucap Vina. “ok. Dari sekarang sampai bulan depan kau harus teman sama Al dan harus jadian dengannya” ucapan Zalika membulatkan kedua matanya. “ha tidak mau! sumpah Lik kamu jangan aneh-aneh, sudah tahu saya malas ketemu dengan cowok itu, dan kamu suru saya teman dengan dia. OGAHH!” ucap Vina dengan nada tinggi. “saya setuju” ucal Tari menambah. “sudah deh, ganti saja yang lain yang penting jangan lakukan yang ini” bantah Vina dengan tegas. “ayolah Vin tadi saya lihat kamu cocok deh dengan Al. Berantemnya kelian berdua lucuh” ucap Tari. “begini deh vin kalo kamu berhasil, saya akan beli tas gucci yang original untuk kamu.” Ucsp Zalika.Lo Gucci saya bisah beli sendiri untuk apa kamu yang beli. Yang penting saya tidak mau, titik!” “aduh kok tidak mau. Harus sportif dong. Kalo di tantang itu harus mau dong.” Ucap Zalik. “terserah kalian aja, kalo saya bilang stop, tidak mau lanjutin ini lagi stop ya” ucap Vina yang mengiyakan permintaan Zalika. “nah begitu dong” ucap Zalika dengan senyum. “terus tantangan saya untuk kamu, kamu harus melawan Al besok. Bagaimana gampangkan tantangannya.” Ucap Tari menantang Vina. “Basket doang kan? Gampang” “nah begini dong cepat, nanti kalo kamu menang saya akan traktir kamu belanja di mall,” ucap Tari dengan tawanya. “oke siapa takut,” sekarang giliran Vina untuk memberikan tantangan kepada Zalika dan pertanyaannya kepada Tari. “kan kamu dapat dare nih, saya minta kamu menyanyi di ruang musik ucap Vina kepada Zalika. “saya tidak bisa kamu cari yang lain deh.” Tolak Zalika. “ya tidak bisa kan kmau yang bila tadi tidak boleh nolak” Zalika menghela napas dengan muka pasrahnya. “baiklah” Zalika mengiyakan tantangan dari Zalika. “oke dari saya untuk Zalika, kamu harus jadian dengan Marvel dalam sebulan ini” ucap Tari, dengan cepat. Zalika membulatkan kedua bola matanya “ha saya tidak mau, sampai jadian segala” banta Zalika. “ha tidak boleh nolak, Vina saja mau” “ya sudah” Zalika mengiyakan. Zalika dengan muka kesal terhadap tantangan yang Tari kasih. ‘saya kan sengaja supaya Vina bisa dekan dengan Al, kenapa saya yang kena sih’ batin Zalika kesal.
Part 4.......
Saat ini Marvel, Al Dan juga Fajar telah berada di ruangan OSIS lebih lanjut. Al berdiri di hadapan teman-teman lain “di sini saya akan menginformasikan kepada kalian untuk anggota SOSI yang senior nanti saya akan membagikan beberpa orang untuk pergi ke kelas masing-masing untuk memilih anggota atau panitia ulang tahun sekolah nanti” ucap Al. “untuk di gedung pertama saya, Fajar, Marvel dan Candra” ucap Al. “untuk di gedung kedua, kkarin, Bela, Siska, Fitri” ucap Al lagi. “Kenapa tidak selang-seling saja Al.” Tanya Karin. Al pun tidak menjawab karena dia tahu bahwa Karin hanya modus. “Agak cepat nanti lonceng lagi kita tidak guru-masuk ke kelas lagi” ucap Marvel. “tidak guru-giru tidak masuk karena mereka sedang rapat dengan ketua yayasan.” Mereka pun pergi kekelas yang sudah di tentukan oleh Al. Kini Fajar mengajak Al untuk masuk kedalam kelasnya Tari. “hiiii dia lagi” ucap Vina dengan kesal. Al dan juga Fajar menatap anak-anak yang ada di kelas itu. “saya minta kepada kalian kalo sebentar di tunjuk kalian harus ikut” tegas Al. Fajar tersenyum ke arah Tari. “Tari kamu maju. aku pilih kamu untuk menjadi panitia acara ulang tahun sekolah ” ucap Fajar dengan senyumnya. Sedang Al menatap Vina dengan tatapan miring. “saya pilih kamu untuk menjadi panitia” ketus Al. Semua mata langsung tertuju kepada Vina padahal mereka yang berada si kelas Vina ingin berharap bisa jadi panitia bersam Al. “tidak mau” tolak Vina dengan tegas. “tidak ada penolakan!” “ya kalo saya tidak mau kenapa kamu paksa, pilih saja yang lain kan yang lain banyak yang mau ikut, kenapa harus saya. Saya tidak mau!” “baiklah kalo begitu siap-siap kamu nanti saya akan kasi tahu dengan pak Monty supaya kamu di hukum.” Ucap Al dengan santainya. Tari menoleh ke arah Vina. “Vina terima saja dari pada nanti kamu kena hukum dari Pak Monty. Lagian kita kan ada perjanjian” ucap tari “Tapi Tar kamu tahu sendirikan cowok itu bagai mana, apa lagi satu tim dengan dia, saya tidak mau” kata Vina dengan kencang. “Vin ikut saja sekalian kamu temanin Tari kan” ucap Zalika. Muka Vina mulai Bete, ia menghela napas “saya mau Zalika ikut juga! Kalo tidak saya tidak mau ikut. Biar saja saya di hukum” ucap Vina dengan Emosi. “ok Zalika juga ikut” ucap Al. “kalo begitu yang tadi sudah di tunjunjuk silakan ikut saya ke ruangan OSIS” ucap Al lagi Zalika menepuk pundak Vina “Vin sabar kamu ingatkan dengan perjanjian kita” ucap Zalika. “iya Vina kalau kamu sudah tahu aslinya Al bagai mana kamu akan senang deh” Tambah Tari. Tidak lama kemudian Al dan Fajar menyuruh semua orang berkumpul di luar. Vina menarik tangan Al. “kamu ada dendam pribadi apa dengan saya, tibatiba saya langsung masuk menjadi anggota panitia, saya kan anak baru di sini, belum tahu apa-apa.” kesal Vina. “ho.... Saya tahu pasti kamu mau ngerjain saya saya ya” Al tersenyum tipis “ya terserah saya kalo saya mau memilih kamu atau tidak, ketua OSIS kan saya bukan kamu” ucap Al dengan santainya. “iya saya tahu kamu ketua OSIS, tapi kan kamu bisa pilih yang lain” “begini saya tidak ada waktu, saya mau kembali ke ruangan OSIS, karena banyak yang harus saya urus” ucap Al. “eh tunggu” Vina menarik baju Al, yang menyebabkannya ia hampir jatuh. Al dengan cepat langsung menolong Vina, mereka langsung bertatap-tatapan satu sama lain. Dengan cepat Vina melepas genggaman Al pada saat menolonya yang hampir jatuh. “eh kamu modus lagi” ucap Vina. “kamu memang benar ya, bukannya bilang terima kasih malah marain orang” ucap Al dengan tatapan serius. “kalau saya mau modus saya juga pilih-pilih orang kali” Al langsung pergi meninggalkan Vina ke ruangan OSIS. Vina pun mengikuti Al dari belakang menuju ruangan OSIS. Al membuka pintu, lalu ia masuk ke dalam ruangan, bersama dengan Vina yang di belakangnya. Vina pun langsung berkumpul dengan kedua temannya dan teman-teman lain. Al menatap ke panitia baru dan berkata “sekarang sudah ada tambahan panitia baru 10 orang” ucap Al. “saya minta kalian , untuk bisah kerja samanya, jangan lembek! Mengerti!” ucap Al dengan nada tinggi di akhir kalimat. “dan buat yang baru gabung, saya tahu kalian tidak tahu apa-apa dan Mungkin tidak bisa apa-apa” ucap Al kepada mereka yang baru gabung. Kalian semua punya mulut untuk bertanya, kalo tidak mengerti jangan diam saja! Saya paling tidak suka” Al dengan nada tinggi. “oke” Karin pun berjalan ke arah mereka dan menulis nama mereka masing-masing. Setelah Karin menulis nama mereka ia mundu sampai di sampingnya Al. “kamu murid baru?” Tanya Karin kepada Vina. “iya saya anak baru.” Vina menjawab dengan santai. “kamu kelas berpa” “saya kelas XI bahasa” jawab Vina. “dia teman saya” ucap Zalika “dia teman saya” tambah Tari. Karin memutas kedua matanya. “paling akan menjadi biang masalah lagi” ucap Karin yang membuat Karin tersinggung. “coba kamu bicara ulang, saya tidak dengar” ucap Tari dengan sedikit nada tingginya. Karin tersenyum miring. “ya santai dong, benar kan apa yang saya omong, kamu dengan temanmu itu adalah biang masalah. Cari perhatian cowok-cowok kampungan!” ucap Karin yang membuat Tari dan Zalika kesal. Zalika menghampiri Karin langsung mendorongnya. “KAMU BILANG APA KAMPUNGAN! YANG KAMPUNGAN ITU SAYA ATAU KAMU!” ucap Zalika dengan Emosinya. “kenapa tidak terima” Karin mendorong Zalika. Tari pun membela Zalika karena tidak terima jika temannya di ejek oleh Karin. Suasana semakin kacau Vina berusaha untuk menghentikan mereka “BERHENTI” Vina dengan nada tingginya membuat Karin, Zalika dan Lestari terdiam. “dia duluan Vin dia memang cari gara-gara dengan kita” “iya Lik saya tau! Terus dengan emosi seperti ini! Apa bedanya kami dengan dia saya tanya” ucap Vina dwngan marah. Vina menatap kedua temannya. “saya tidak mau punya teman yang semuanya pake dengan emosi” ucap Vina dengan kesal. Al menghampiri Vina, Zalika Letari dengan Karin. “yang begini mau jai satu tim” tanya Al kepada mereka. Al menatap anggota panitia lainnya dengan tatapan marah “Begini mau jadi satu tim!” ucap Al dengan nada tingginya. “saya minta kalian kompak kerja sama, bukan ribut begini!” ucap Al lagi dengan amosinya. Ucap Tari kepada Al. “Al yang mulai duluan itu mantan pacar kamu bukan kami, kalau punya mulut itu di jaga” ucap Tari membela diri. Al menatap Tari “iya saya tahu tapi kan kamu jangan tanggap, kamu tahu modelnya seperti apa” Al menunjuk ke arah Tari dan Zelika. “ya sudah kamu jangan tunjuk-tunjuk teman saya” sahut Vina yang merasa tidak terima perlakuan Al. Vina menghela napas “begini dari pada ke depannya tambah ribut Lebih baik say dan teman say keluar saja” ucap Vina mengambil jalan tengah. “aduh tidak bisa begitu” kenapa tidak bisa dari awalkan say sudah bilang kalo saya tidak mau ikut tapi kamu yang paksa. Lagi tidak ada orang saja” ucap Vina dengan kesal” Vina langsung menoleh ke arah Tari dan Zalika “ayo kita keluar” Vona langsung pergi meninggalkan mereka. Di ikuti Zalika dan Tari yang mendengarkan kata Vina. “itu kan ayang saya pergi. Itu si semuanya salah kamu Al cari masalah terus” ucap Fajar tidak terima kalau pacarnya keluar. Karin menatap Al “aku tidak salah kan” tanya Karin dengan pelan. “pikir saja sendiri” ucap Al. Al melihat ke arah anak-panitia. “kita berhenti beaok baru di lanjutkan say mau briving dulu dengan pak Monty” ucap Al. “ayo pergi” ucap Al kepada Marvel dan juga Fajar. Al keluar lalu menujuh ke kelasnya. “Al kamu bujuk kembali cewek itu untuk jadi panitia? Pasti kalo si vina itu masuk lagi, otomatis pacar saya juga akan masuk kembali” ucap Fajar kepada Al. “benar Al karena kita sulit sekali untuk mencari lagi anggota baru” ucap Marvel yang mengiya kan Fajar. Al berjalan sambil memikirkan omongan kedua temannya itu. “iya yang di bilang oleh kedua teman saya benar, lihat-lihat cewek itu juga beda” ujar Al dal batin. Al menghentikan langka “kalian bersua bawa mereka ke kelas kita” pinta Al kepada kedua temannya. Al langsung melanjutkan perjalanannnya menuju kekelasnya. Marvel dan juga Fajar langsung kekelas XI bahasa. Kini Vina, Zalika dan juga Tari sedang berada di dalam kelasnya. “aduh saya minta maaf ya tadi say marah-marah” ucap Vina meminta maaf kepada kedua temannya.”kamu tidak salah Vin yang salah itu kami, kami terlalu terbawa emosi sama si Karin” ucap Tari “jadi si Karin itu siap, tadi saya dengar dia itu mantan pacar si cowok aneh tadi” tanya Vina. “iya, jadi dia itu mantan pacar si Al. Mereka pernah rame satu sekolah, karena tau sendirikan Karin orangnya bagaimana. Mereka barusan putus 3 bulan lalu. Tari menjelaskan kepada Vina. “padahal katanya mereka pacaran sudah satu tahun lebih. Dan Karin masih mengharapkan Al.begitu pun Zalika yang ikut menjelaskan kepada Vina. “woh cowok itu keren bisa pacar dengan cewek begitu” “nah itu, tapi tidak tahu kenapa, karea Al itu kan orang yang tertutup sekali” ucap Zalika
(Karya: Oleh Claudius Mena)